BAB I
PENDAHULUAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Disebut
penelitian
pengembangan karena mengembangkan perangkat pembelajaran
biologi kelas I
MA pokok bahasan Aksi Interaksi bercirikan model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi
Materi Ajar,
Rencana Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, dan Buku
Panduan Guru.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua sekolah yang berbeda
yaitu:
1) Siswa kelas I Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darun
Najah Duman-
Narmada untuk Ujicoba I.
2) Siswa kelas I Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul
Haramaian Putri NW
Narmada untuk Ujicoba II (real teaching).
Ujicoba I
dilakukan pada Madrasah Aliyah Ponpes Darun Najah Duman-
Narmada, dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Kedua Madrasah Aliyah tersebut berada pada satu
wilayah kecamatan.
b. Siswa dalam kelompok kelas putri.
c. Keterbukaan Kepala Madrasah dan dewan guru untuk
menerima inovasi
dalam proses belajar mengajar yang sifatnya konstruktif.
46
47
d. Kemampuan awal siswa pada kedua sekolah tersebut
dianggap setara, karena
rata-rata NEM siswa pada MA Ponpes Darun Najah adalah 24
dan MA
Ponpes Nurul Haramain adalah 26.19.
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2002 sampai
Juni 2003.
Ujicoba I telah dilaksanakan dari tanggal 16 April sampai
8 Mei 2003, dan
Ujicoba II dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 18 Juni
2003.
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini
dapat dijelaskan
definisi operasionalnya sebagai berikut.
a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh
guru dalam melaksanakan PBM yang meliputi persiapan,
pendahuluan,
kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu, dan
pengelolaan kelas yang diukur
dengan instrumen lembar
observasi kemampuan guru (Instrumen 01).
b. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses
belajar mengajar dan
diamati dengan instrumen
lembar observasi aktivitas siswa (Instrumen 02).
Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau
memperhatikan
penjelasan guru atau teman, membaca LKS, Materi Ajar dan
menulis yang
relevan, mengerjakan LKS pada kelompok ahli, berlatih
melakukan
keterampilan kooperatif, dan mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
48
c. Aktivitas guru
dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sejumlah keterlibatan guru selama proses belajar
mengajar yang
diamati dengan instrumen
lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Instrumen 02). Aktivitas guru yang
dimaksud meliputi menyampaikan TPK/memotivasi siswa,
menyajikan
informasi tentang materi pelajaran, mendorong/melatihkan
keterampilan
kooperatif pada siswa, dan mengelola KBM sesuai kaidah
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
d. Keterampilan
kooperatif siswa sejumlah aktivitas siswa yang
bercirikan
kooperatif yaitu, menghargai kontribusi, mengambil
giliran dan berbagi tugas,
mengajukan pertanyaan, mendengarkan dengan aktif, dan
memeriksa
ketepatan yang diamati dengan instrumen lembar observasi keterampilan
kooperatif siswa (Instrumen
03).
e. Respon siswa adalah pendapat/penilaian siswa terhadap pelaksanaan KBM.
Respon siswa ini diukur dengan cara mengisi angket setelah
KBM dengan
instrumen angket respon siswa (Instrumen 04). Komponen yang dimaksud
meliputi: materi pelajaran; buku ajar siswa, LKS, media
belajarnya, suasana
kelas, dan cara guru mengajar. Dalam hal ini siswa
berpendapat apakah siswa
merasa senang atau tidak dalam KBM, merupakan hal baru
atau tidak.
f. Kesan guru adalah tanggapan atau penilaian guru terhadap penerapan
perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan
diukur dengan Instrumen Kesan
Guru. (Instrumen 05)
49
g. Hasil belajar
siswa adalah skor yang diperoleh siswa dari tes hasil
belajar
berupa tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar
proses yang diukur dengan
Instrumen Tes Hasil Belajar (Instrumen 06 dan Instrumen 07).
E. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama
adalah tahap
pengembangan perangkat, dan tahap kedua adalah tahap
pembelajaran nyata.
1. Tahap Pengembangan Perangkat
Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini,
mengikuti
model pengembangan Kemp et al. (1994). Model Kemp merupakan
suatu
lingkaran yang kontinum. Setiap unsur pengembangan
berhubungan secara
langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat
dapat dimulai dari
unsur yang manapun di dalam siklus itu. Sesuai dengan
kurikulum SMU/MA
1994 yang berorientasi pada tujuan, pengembangan dalam
penelitian ini dimulai
dari tujuan dan berakhir pada evaluasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi kesembilan
unsur yang terdapat
pada model pemgembangan Kemp et al. (1994), yaitu (1) Instructional Problems,
(2) Learner
Characteristics, (3) Task Analysis, (4) Instructional Objectives, (5)
Content
Sequencing, (6) Instructional Strategies, (7) Instructional Delivery, (8)
Evaluation
Instrumens, dan (9) Instructional Resources.
Urutan langkah pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang betul-betul
dilakukan dalam penelitian
ini, dideskripsikan pada diagram alur pada Gambar 3.1
berikut.
50
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Pengembangan Perangkat
Pembelajaran
Analisis Tujuan
Analisis Karakteristik Siswa
Analisis Isi Analisis Konsep
Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
Menyusun Urutan Konsep
Merancang Strategi KBM
Memilih Media
Pembelajaran
Menyusun Instrumen
Evaluasi
Desain Awal Perangkat Pembelajaran (Draft 1)
Validasi Perangkat Revisi 1: Draft 2
Simulasi Revisi 2: Draft 3
Ujicoba I
Analisis Hasil Ujicoba 1 Draft Akhir
(Draft 4)
Revisi 3
Menentukan
Layanan Penunjang
51
1) Analisis Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk menetapkan arah dasar
yang dibutuhkan
dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Dari arah
dasar ini lalu disusun
alternatif pembelajaran yang sesuai. Dalam melaksanakan
analisis tujuan, ditinjau
dari aspek kurikulum SMU/MA 1994.
Menurut kurikulum SMU 1994 disebutkan bahwa tujuan
pendidikan biologi
adalah memahami konsep-konsep biologi dan saling
keterkaitannya serta
menggunakan metode ilmiah dengan dilandasi sikap dan
nilai-nilai ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga lebih
menyadari kebesaran
dan kekuasaan penciptanya (Depdikbud, 1993).
Pokok bahasan yang dikembangkan perangkat pembelajarannya
dalam
penelitian ini adalah: “Aksi Interaksi” pada kelas I
semester 2. Berdasarkan GBPP
Mata Pelajaran Biologi kurikulum 1994 bahwa tujuan umum
yang harus dicapai
pada pokok bahasan tersebut adalah siswa memahami prinsip
dan pola interaksi
dalam ekosistem melalui perencanaan, pengamatan, dan
diskusi.
Berdasarkan tujuan tersebut, bahwa pembelajaran yang
sesuai adalah
pembelajaran secara berkelompok yang berbasis pada
keterampilan proses dan
aktivitas siswa yang berorientasi pemecahan masalah
berdasarkan pengamatan
dan diskusi dengan menggunakan metode ilmiah untuk
memahami prinsip dan
pola interaksi dalam ekosistem. Inti penekanan tujuan
tersebut adalah kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan berpikir kritis siswa, serta sharing pendapat melalui
diskusi. Karena keterbatasan alat dan bahan untuk
melakukan percobaan, maka
pengajaran yang berorientasi pemecahan masalah
berdasarkan perencanaan dan
52
percobaan tidak dapat dilakukan pada Madrasah Aliyah NW.
Pembelajaran yang
mungkin dilakukan adalah pembelajaran yang berorientasi
pemecahan masalah
berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelompok yang
identik dengan model
pembelajaran kooperatif.
Dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
pengajaran pokok
bahasan Aksi Interaksi ditinjau dari segi struktur isi,
karena pada pokok bahasan
ini terdiri dari sub-sub pokok bahasan yang antara
masing-masing subpokok
bahasan relatif tidak merupakan suatu prasarat untuk
pokok bahasan yang lain.
2) Analisis karakteristik siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang
meliputi tingkat
perkembangan kognitif, kemampuan, latar belakang
pengetahuan, dan latar
belakang sosial budaya siswa. Dari hasil analisis ini
nantinya akan dijadikan
kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah siswi
Madrasah Aliyah
kelas I dengan kisaran usia 15-17 tahun, maka menurut
teori Piaget siswa pada
kemlompok usia seperti itu berada dalam tahap operasi
formal atau mereka telah
mampu untuk berfikir abstrak. Jadi pada tahap ini para
siswa sudah mampu
menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan
kompleks daripada anak
yang masih berada dalam tahap operasional konkrit
(Slavin, 1994).
Siswa kelas I MA yang menjadi subjek penelitian 60%-nya
berasal dari MTs
baik negeri maupuan swasta dan 40%-nya berasal dari SLTP.
Dengan demikian,
siswa mempunyai latar belakang pengetahuan yang
berbeda-beda. Berdasarkan
53
hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi, bahwa
rata-rata nilai biologi
untuk tiga kali tes formatif pada semester I adalah 6.7
untuk pengetahuan produk.
Siswa juga berbeda dalam sosiokultural. Dari buku induk
siswa baru terlihat
bahwa siswa berasal dari empat jenis latar belakang
keluarga yaitu, pegawai
negeri sipil, petani, buruh (termasuk tenaga kerja di
luar negeri), nelayan, dan
wiraswasta. Keseluruhan siswa berasal dari empat suku
yaitu suku Sasak atau
Lombok yang mendominasi, suku Sumbawa, dan suku Bima.
Dengan adanya
perbedaan latar belakang pengetahuan, kemampuan, latar
belakang keluarga, dan
suku dalam kelompok siswa yang mempunyai tingkat
perkembangan kognitif
yang relatif sama, maka penting diadakannya pengajaran
yang berorientasi pada
kerja sama antar siswa untuk mengembangkan sikap saling
menghargai dan
menerima perbedaan. Dalam hal ini pembelajaran yang
berorientasi model
pembelajaran kooperatif sangat diperlukan.
3) Analisis tugas
Analisis tugas merupakan pemahaman tugas dalam
pembelajaran yang
dilakukan untuk mengidentifikasi struktur pokok bahasan
yang dipilih. Dalam hal
ini adalah pokok bahasan Aksi Interaksi. Analisis tugas
digunakan untuk merinci
isi mata ajar dalam bentuk garis-garis besar isi pokok
bahasan. Analisis tugas pada
pokok bahasan Aksi Interaksi meliputi analisis isi
pelajaran dan analisis konsep.
Hasil akhir dari analisis tugas adalah tertuang dalam
“Materi Ajar dan Lembar
Kegiatan Siswa” sebagai perangkat pembelajaran yang akan
digunakan dalam
penelitian.
54
Analisis tugas yang diimplementasikan dalam Materi Ajar
dan LKS ini,
peneliti berpedoman pada; GBPP mata pelajaran biologi
kurikulum 1994
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Buku Penuntun
Biologi karangan
Pratiwi, D.A. et al., penerbit Erlangga.
a. Analisis isi
Dari GBPP mata pelajaran biologi kurikulum SMU 1994
tentang pokok
bahasan Aksi Interaksi, dapat diuraikan sebagai berikut.
Pokok Bahasan
Aksi dan Interaksi
Sub Pokok Bahasan:
1. Interaksi menunjukkan hubungan saling mempengaruhi
yang dinamik antar
faktor biotik, antara faktor biotik dan abiotik dalam
eksosistem,
a) Pola-pola interaksi yang melibatkan faktor-faktor
biotik, rantai makanan,
aliran energi, dan siklus biogeokimia berlangsung pada
tingkat individu,
populasi, dan komunitas.
(1) Mengamati hubungan biotik-abiotik, rantai makanan,
jaring-jaring
makanan di lingkungan sekolah dengan menggunakan lembar
observasi.
(2) Dijelaskan dengan menggunakan charta siklus
biogeokimia dalam
suatu ekosistem misalnya siklus nitrogen, siklus karbon,
dan siklus air.
b) Dalam interaksinya komunitas mengalami pertumbuhan
yang dinamik,
sehingga tercapai klimaks.
(1) Mendiskusikan suksesi komunitas sampai mencapai
klimaks melalui
berbagai model pertumbuhan.
55
c) Hubungan antara komunitas dengan lingkungan membentuk
berbagai
macam ekosistem.
(1) Mengadakan studi lapangan ke suatu ekosistem khas
(misalnya kolam).
Diidentifikasikan komunitas di dalamnya dan dipelajari
keterkaitan satu
sama lainnya.
(2) Berdasarkan hasil pengamatan berbagai populasi dalam
suatu komunitas,
peranan populasi dalam ekosistem, serta faktor-faktor
abiotik,
mendiskusikan berbagai macam ekosistem.
Dari isi pokok bahasan tersebut dapat dianalisis struktur
isinya yang
meliputi fakta, konsep, dan prinsip. Untuk setiap
subpokok bahasan pada Aksi
Interaksi, hasil analisis struktur isinya adalah sebagai
berikut.
1) Subpokok bahasan: Pola-pola interaksi yang melibatkan
faktor biotik-abiotik,
rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia
berlangsung pada tingkat individu, populasi, dan
komunitas.
Fakta:
(a) Organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme
lain dan lingkungan
hidupnya.
(b) Dalam ekosistem terjadi rantai makanan, pengalihan
energi, dan siklus
biogeokimia.
(c) Tumbuhan hijau merupakan produsen utama dalam
ekosistem.
(d) Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah
dengan peristiwa makan
dan dimakan.
(e) Sumber energi utama dalam ekosistem adalah matahari.
56
(f) Organisme pada tingkat trofik pertama biasanya
melimpah, sedangkan pada
tingkat trofik kedua dan seterusnya semakin berkurang.
(g) Tidak ada pemanfaatan energi secara efisien dalam
ekosistem.
(h) Tubuh makhluk hidup tersusun atas materi dasar yang
berupa unsur yang
terdapat dalam senyawa kimia.
Konsep:
(a) Produsen
(b) Konsumen
(c) Herbivor
(d) Karnivor
(e) Omnivor
(f) Pemangsa
(g) Saprofit
(h) Piramida ekologi
Prinsip:
(a) Rantai makanan adalah pengalihan energi dari
sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan dimakan.
(b) Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan
bentuk energi satu ke
bentuk energi lain dimulai dari matahari lalu ke
produsen, konsumen, sampai
ke saproba dalam tanah.
(c) Siklus biogeokimia tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan
reaksi-rekasi kimia dalam lingkungan abiotik.
57
2) Subpokok bahasan: Dalam interaksinya, komunitas
mengalami pertumbuhan
yang dinamik sehingga tercapai klimaks dengan berbagai
model pertumbuhan.
Fakta:
(a) Ekosistem selalu mengalami perubahan.
(b) Ekosistem dapat mengalami gangguan baik oleh alam
maupun oleh manusia.
(c) Gangguan alami antara lain; tanah longsor, kebakaran
hutan, letusan gunung
berapi, endapan lumpur di muara sungai, dan endapan pasir
di pantai.
(d) Gangguan manusia antara lain; penambangan timah,
batubara, dan minyak
bumi.
Konsep:
(a) Ekosistem klimaks
(b) Gangguan alami
(c) Gangguan oleh manusia
(d) Vegetasi perintis
(e) Ekosistem seimbang (homeostatis)
Prinsip
(a) Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu,
yang mengakibatkan
hilangnya komunitas asal secara total hingga di tempat
komunitas asal
terbentuk habitat baru.
(b) Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas
mengalami gangguan, dan
gangguan tersebut tidak merusak secara total tempat
tumbuh organisme,
sehingga dalam komunitas tersebut, substrat lama dalam
kehidupan masih ada.
58
3) Subpokok bahasan: Hubungan antara komunitas dengan
lingkungannya
membentuk berbagai macam ekosistem.
Fakta:
(a) Ekosistem terbentuk dari komponen biotik dan abiotik.
(b) Organisme hidup yang telah mati akan diuraikan oleh
organisme pengurai.
(c) Organisme dalam ekosistem mempunyai cara hidup yang
berbeda -beda.
(d) Habitat laut mempunyai salinitas yang tinggi.
(e) Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok.
Konsep:
(a) Bioma
(b) Habitat
(c) Relung
Prinsip:
(a) Interaksi yang kompleks antara komponen biotik dan
abiotik membentuk
suatu ekosistem.
(b) Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan.
(c) Ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air
tawar dan ekosistem air
laut.
b. Analisis konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep
utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta
mengkaitkan satu konsep
dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu
peta konsep. Untuk
pokok bahasan Aksi Interaksi dapat dibuat peta konsepnya
seperti pada gambar
3.2.
59
meliputi
macamnya
macamnya macamnya
terdiri dari contohnya
macamnya contoh
macamnya
contoh macamnya
Gambar 3.2: Peta konsep Aksi Interaksi
(Dikembangkan dari Buku: Biologi SMU Kelas I, Pratiwi, D.A et al., 2000)
Ekosistem
Air
POLA-POLA
INTERAKSI
SUKSESI
EKOSISTEM
Rantai
Makanan
Jaring
Makanan
Daur
Biogeokimia
Piramida
Ekologi
Rantai
Pemangsa
Rantai
Parasit
Rantai
Saprofit
P. Jumlah
P. Biomassa
P. Energi
Daur N
Daur O2
Daur C
Daur Air
Suksesi
Primer
Suksesi
Sekunder
Ekosistem
Darat
Bioma Gurun
B. Pad. Rumput
B. Hut. Basah
Ek. Air tawar
Ek. Air Laut
B. Hut. Gugur
Bioma Taiga
Bioma Tundra
Ek. Estuaria
Ek. Pantai
Ek. Laut Dalam Ek. Danau
Ek. Sungai
Ek. Terumbu
AKSI INTERAKSI
60
4) Menyusun Urut-urutan Konsep
Tujuan langkah ini adalah untuk menetapkan hirarki konsep
yang akan
dibahas dalam proses belajar dan mengajar. Konsep atau
materi harus benar-benar
dipertimbangkan sehingga semua disusun berdasarkan
pengetahuan atau
keterampilan yang dikuasai oleh siswa pada pelajaran
sebelumnya atau pada
tahap lebih awal dari pelajaran.
Konsep atau tugas pada pengembangan perangkat ini,
ditulis secara
berurutan dengan memulai dari pembahasan pengetahuan yang
sederhana
kemudian dilanjutkan dengan pengetahuan yang lebih
kompleks. Urut-urutan
konsepnya adalah sebagai berikut.
(1) Rantai makanan
(2) Jaring-jaring makanan
(3) Tingkat tropik dalam rantai makanan
(4) Aliran energi
(5) Piramida ekologi
(6) Siklus biogeokimia
(7) Suksesi
(8) Macam-macam ekosistem
Kedelapan konsep tersebut, masing-masing, konsep nomor 1
sampai nomor
5 akan disajikan pada pertemuan pertama, konsep nomor 6
dan 7 disajikan pada
pertemuan ke dua, dan konsep nomor 8 disajikan pada
pertemuan ke tiga.
61
5) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Hasil analisis tugas dan analisis konsep akan digunakan
sebagai acuan
perumusan tujuan pembelajaran khusus yang dinyatakan
dengan tingkah laku
sebagai penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Tujuan
pembelajaran khusus
disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Gronlund
(1995). Rangkaian
tujuan ini merupakan dasar untuk desain perangkat
pembelajaran dan penyusunan
tes. Sesuai dengan analisis tugas dan analisis konsep di
atas, maka dapat disusun
tujuan pembelajaran khusus untuk RP1 sampai dengan RP3.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Siswa memahami prinsip dan pola interaksi dalam ekosistem
melalui
perencanaan, pengamatan, dan diskusi.
Tujuan Pembelajaran Khusus RP 1
Tujuan Produk
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa
dapat;
(1) Menyebutkan 4 macam pola aksi interaksi.
0 komentar:
Posting Komentar